Putriku tercinta,...!!
Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun beristirahat untuk
memikirkan cara-cara agar agama Islam serta umatnya semakin terpuruk dari zaman
ke zaman. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta kebodohan yang
melanda hampir seluruh masyarakat Muslim. Secara perlahan namun pasti, mereka
dengan licik telah menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa mempengaruhi
proses keberlangsungan pendidikan serta pengajaran di kalangan wanita Muslim.
Secara halus mereka terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan kaummu,
para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana besar mereka adalah hendak
menggiring kaum wanita itu ke lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam
jurang kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya diawali dengan
tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan gaji serta jam kerja antara kaum
wanita dan lelaki yang samasama bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa itu akhirnya meluas
dan merambat pada bidang-bidang lain yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas persamaan hak
tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas ‘perusakan’ hak dari kaum
lelaki. Misalnya, pada mulanya kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih
pasangan hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun kemudian hak
tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk menyerahkan dirinya kepada siapa saja
yang mereka kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa saja
yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah yang satu ini. Sebab Allah
Subhaanahu wa ta'ala juga telah mengingatkan dalam firmanNya,
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)
Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum di sekelilingmu
bila pada malam hari, masih banyak para wanita yang berkeliaran sendirian atau
berkelompok, mereka sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan pekerjaan laki-laki di
setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan begitu cara memaknai posisi wanita
yang sebenarnya dalam sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu ‘anha dan
kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya termasuk wanita yang sesungguhnya
pantas menyandang gelar sebagai "wanita
sukses". Bahkan dengan keharumannya, sampai
saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan pesona abadi serta aroma wangi
dari sebuah kualitas sejati wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari
teladan-teladan lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah radhiyallahu
‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita karier sekaligus istri tersukses yang
semestinya bisa menjadi teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan, kedermawanan,
serta keberhasilannya dalam bisnis perdagangan telah terbukti. Diiringi pula
oleh kesuksesannya dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin
umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita lain di zaman mana pun.
Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi
pendidik sekaligus pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami tercinta
meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah
dalam mendukung "program-program"
suami yang sekaligus seorang nabi
dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati seorang istri? Keduanya
termasuk wanita karir sejati, wahai putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan
penegak kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu mampu
menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat tertinggi tanpa pernah mengurangi
sedikit pun derajat serta kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali kau
tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar disampaikan oleh orang-orang
di sekitarmu. Karena sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk menyelamatkan
ataupun membebaskanmu dari "jerat
tali penindasan" melainkan justru
untuk menghancurkan dirimu dan agamamu dari dalam.
0 comments:
Post a Comment
Yang ada kritik ....
saran...
komentar.....
silakan!!!
tolong yang sopan be yo..